JAMBI. Relasi Publik – Lahan pertanian di Kota Jambi semakin menyusut. Saat ini luasnya sekitar 882 hektar.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Erwansyah mengatakan lahan pertanian di Kota Jambi, setiap tahun berkurang 5% hingga 6%. Saat ini tersisa sekitar 882 hektar. Sebagiannya merupakan hasil penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN).
“Sebelumnya mendapatkan bantuan APBN untuk lahan pertanian seluas 500 hektar. Sedangkan swadaya masyarakat, 382 hektar. Jadi lahan pertanian kita 882 hektar,” katanya.
Perkembangan bisnis properti atau perumahan merupakan salah satu penyebab lahan pertanian di Kota Jambi menyusut dari tahun ke tahun. Pemilik lahan diperkirakan tergiur dengan tawaran dari Developer Perumahan dengan sistem bagi hasil.
“Ada masyarakat yang berperilaku mengharapkan yang instan. Pihak pembangunan properti menawarkan bagi hasil dengan pemilik lahan, sekitar 40 sampai 60 persen. Sedangkan pertanian membutuhkan beberapa bulan untuk panen,” kata Erwansyah.
Masyarakat yang memanfaatkan properti ini, tidak hanya masyarakat yang sudah tinggal di Kota Jambi. Tetapi juga masyarakat yang berasal dari luar daerah.
“Ada yang berasal dari Kabupaten Muaro Jambi, Tanjab Timur, Batanghari. Mereka yang berasal dari sana memerlukan perumahan. Perkembangan inilah yang kadang-kadang menggoyahkan petani kita,” tuturnya.
Selain itu, disampaikan oleh Erwansyah, belum ada sistem pengairan yang dapat melancarkan pertanian di Kota Jambi.
“Pertanian di Kota Jambi tidak didukung dengan irigasi yang memadai. Petani kita masih sangat bergantung dengan hujan,” ujarnya.
Pertanian di Kota Jambi yang masih aktif, misalnya penanaman padi dan penanaman jagung. “Tapi sifatnya skala kecil, karena kita tidak didukung dengan lahan yang luas,” kata Erwansyah. (Sobar)